SIMALUNGUN - Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pematang Siantar fokus melakukan peningkatan pembinaan kemampuan berkreasi terhadap warga binaannya dan juga memfasilitasi kegiatan pelatihan kreatifitas, sebagai Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE ; red).
Informasi diperoleh, pihak lapas memfasilitasi warga binaan dengan mengoptimalkan lahan di sekitaran Lapas Kelas IIA Pematang Siantar berada di jalan Asahan, Kilometer 7, Nagori Dolok Hataran, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun.
Melalui pesan percakapan selularnya, Humas Lapas Kelas IIA Pematang Siantar Daniel Tindaon menyampaikan, jajaran lapas di bawah kepemimpinan Rudy Fernando Sianturi ini, terus meningkatkan berbagai kegiatan kepada Warga Binaan Permasyarakatan (WBP) berupa program kemandirian.
"Kalapas Rudy Sianturi mengoptimalkan lahan yang ada di Lapas sebagai Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) dengan metode Kemandirian berkreatifitas, " tulis Daniel dalam pesannya, diterima jurnalis nasional indonesiasatu.co.id media grup. Sabtu (11/12/2021) sekira pukul 19.02 WIB.
Selanjutnya, Kasi Giatja H Hutauruk, SH, menerangkan, kegiatan pelatihan kemandirian dan pembinaan bagi WBP bertujuan, mendidik serta mengajarkan atau membentuk suatu peluang usaha mandiri, menjadi bekalnya, kelak ketika mereka bebas.
"Dalam hal ini Lapas Kelas IIA Pematangsiantar membuat Kolam Ikan guna membudidayakan ikan konsumtif (Gurame Merah dan Lele), " terang H Hutauruk.
Baca juga:
Dewan Pers Adakan UKW di Bukittinggi
|
Mendukung pelaksanaan, lanjut Kasi Gitja, maka pihak lapas bekerjasama dengan pemerintah melalui Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sumut. Dalam hal materi pelatihan, pihaknya berkerjasama dengan Dinas Perikanan Kabupaten Simalungun, termasuk memperoleh bibit ikannya.
"Tidak hanya di sektor perikanan saja. Warga binaan juga dilatih dan dibimbing agar trampil di sektor pertanian , " kata Hutauruk.
Lebih lanjut Hutauruk menjelaskan, Lapas Kelas IIA Pematang Siantar telah memanfaatkan lahan, menanam Pepaya California, nenas, sayur mayur dan juga buah semangka. Keseluruhannya, dikerjakan dengan metode tanam tanah dan pengembangan metode tanam Hidroponik untuk produksi sayur Pakcoy.
"Program pembinaan dan pelatihan kemandirian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas WBP. Jadi ketika narapidananya bebas dan kembali ke tengah masyarakat sudah memiliki kemampuan memadai, " katanya.
Selanjutnya, H Hutauruk menyebutkan, setiap warga binaan yang memperoleh fasilitas pembinaan kemandirian adalah WBP, dengan syarat, sudah menjalani proses Sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP ; red) dan dilaksanakan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP ; red).
"Dengan ketentuan lainnya seperti pidana atask kasus Tindak Pidana Ringan dan minimal sudah menjalani setengah masa hukuman serta sudah mendapatkan jaminan oleh keluarga, " terang Hutauruk.
Ia menanbahkan, pelaksanaan kegiatan ini merupakan salah satu tujuan yang akan dicapai, yaitu Lapas yang Produktif dan Edukatif. Akan tetapi dalam pelaksanaaannya, senantiasa mengedepankan dan tetap mengutamakan prosedur keamanan.
"Kita juga mengucapkan terima kasih kepada instansi terkait dan juga berharap agar tetap menjalin kerjasama dalam hal pembinaan dan pelatihan kemandirian ini, " tutup H Hutauruk.